Balada tentang QE

finalhairs2-e1453865443298

QE alias qualifying examination, merupakan sebuah ujian yang harus ditempuh oleh mahasiswa PhD di banyak universitas. Tingkat kesulitan dan model ujian QE ini berbeda-beda, tergantung pihak fakultas. Bahkan di universitas tempatku menuntut ilmu saat ini, model ujian antara satu fakultas dengan fakultas lain bisa saja berbeda. Ujian ini bisa dibilang “horror banget” bagi sebagian mahasiswa. Bagaimana tidak, ujian ini menetukan apakah kita layak sebagai Ph.D candidate atau tidak.

Besok (10/8) adalah kesempatan terakhirku menjalani ujian ini. Aku telah menempuh ujian ini 3x dalam waktu satu tahun ini. Besok adalah ujian ke-4. Lelah. iya lelah. tapi tidak mengapa, karena Allah menyukai hamba-Nya yang berlelah-lelah dalam mencari ilmu. Aku mencoba kesempatan QE pertamaku di semester ketiga studiku. Namun aku gagal di ujian tertulis. Lalu aku mencoba kembali ujian tulis di semester keempat dan alhamdulillah lolos. Kemudian masih di semester yang sama, aku lanjut membuat proposal kembali untuk ujian lisan. 22 Juni yang lalu aku menghadapi ujian yang horror ini, dimana belum pernah ada sejarah di departemenku yang lolos ujian oral dalam sekali attempt. Bismillah. Aku memberanikan diri, berserah diri apapun hasilnya. Aku sudah siap kalaupun harus mengulang untuk ujian lisan karena yaa memang tradisinya begitu. Aku ga muluk2 mengharapkan lulus di kesempatan pertama. Saat itu aku hanya berharap untuk diberi kekuatan untuk tidak menangis. Setelah kurang lebih 1.5 jam dihujani pertanyaan oleh 5 orang komite penguji, keputusan pun diumumkan. Hasilnya… aku harus mencoba ujian kembali bulan Agustus. Alhamdulillah aku diberi kekuatan untuk tidak menangis di ruangan saat itu dan puji syukur aku masih memiliki kesempatan kedua di bulan Agustus. Aku masih bisa tersenyum sesaat setelah ujian, makan bersama teman-teman, dan menganggap hal itu wajar karena teman-temanku juga mengalami nasib yang sama. Setibanya ku di apartemen, terus nangis soalnya sedih ga lulus-lulus QE-nya. huuft.  Besok adalah penentuan nasib mengenai kehidupan PhD-ku. Kalau lulus, berarti aku masih diberi kesempatan untuk mencari ilmu Allah di negeri Gajah Putih ini. Namun bila tidak, berarti aku harus mencari ridho Allah di jalan yang lain. “Ilmu Allah itu luas”, itu kata murabbi ku di sini. Kita bisa belajar dimana pun, dari siapapun. Apapun hasilnya besok, semoga hatiku dilapangkan  untuk menerimanya. Aamiin.

1 thought on “Balada tentang QE

  1. Insyaa Allah. Tawakkal, Junda. Tetap semangat. Semoga apapun hasilnya, itu adalah yang terbaik dari Allah. Kalau sedih, sedih aja, Junda. Kadang, kalau terlalu lama kita sok kuat, di akhir kita malah mudah rapuh. Sesungguhnya manusia diciptakan dalam kondisi yang lemah bukan? Tapi di sisi lain, Allah yang memberi perintah untuk selalu berusaha dan bersabar dan yang terpenting mensyukuri apapun yang dikasih Allah. *Aku juga masih belajar.
    화이팅!

    Like

Leave a comment